Matius 6:14-15
Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.
Berbicara tentang seseorang yang penuh pengampunan, kita bisa perhatikan kisah Yusuf. Saudara-saudara Yusuf melakukan hal-hal yang begitu kejam terhadapnya.
Suatu hari, saudara-saudaranya yang pernah mengkhianatinya dibawa ke hadapannya. Dalam kondisi Yusuf pegang kendali (kala itu ia seorang penguasa), hanya dengan satu kata saja dari mulutnya, mereka bisa dipenggal kepalanya. Saat itu bisa jadi saat yang tepat bagi Yusuf untuk membalaskan dendamnya. Tapi ia berkata kepada mereka bahwa ia bukanlah pengganti Allah dalam hal penghukuman.
Apakah saudara-saudara Yusuf layak untuk diampuni? Tidak. Namun apabila kita merenungkan kembali hal tersebut, kita harus bertanya kepada diri kita sendiri, "Apakah saya layak diampuni oleh Tuhan?" Tidak. Jadi kita harus mengampuni seperti Tuhan telah mengampuni kita. Lepaskan - ampuni - lupakan - letakkan di belakangmu - maju ke depan.
Jika kita menolak untuk mengampuni orang-orang yang bersalah kepada kita, kita akan menjadi orang yang pahit. Masalah dengan kepahitan selalu mempengaruhi sekitar kita. Bahkan juga terhadap pekerjaan kita.
Apabila ada orang yang bersalah, sesegera mungkin kita harus belajar mengampuni. Ini bukanlah hal yang mudah, saya akui itu. Namun jika kita mengampuni seseorang, sebenarnya kita sedang membebaskan seorang tahanan - yaitu diri kita sendiri.
Jika kita selalu menghakimi seseorang, kita tidak akan pernah bisa mengasihinya.
Giveaway dari AOMEI, Backupper Pro dan Partition Assistant Pro
3 tahun yang lalu